Kalau ada kata “قَلَمٌ” dan “حَامِدٌ” ingin dibentuk menjadi MUDHOF-MUDHOF ILAIH, bagaimana jadinya? Apakah “حَامِدٌ” harus diberi alif-lam?
(Pertanyaan ini disampaikan via SMS dengan pengubahan redaksi)
Jawaban:
1. Pembahasan MUDHOF-MUDHOF ILAIH telah dibahas dengan jelas pada KITAB FAHIMNA PEMULA pada halaman 42.
2. MUDHOF umumnya adalah isim NAKIROH, sedangkan MUDHOF ILAIH umumnya adalah ISIM MAKRIFAT. (Penjelasan isim NAKIROH & MAKRIFAT bisa dilihat di KITAB FAHIMNA PEMULA hal. 29)
Contoh:
“رسولُ اللهِ” (Utusan Allah)
“ولدُ زيدٍ” (Anak Si Zaid)
3. Biasanya MUDHOF tertulis TANPA ALIF-LAM, sedangkan MUDHOF ILAIH dengan ALIF-LAM. Dan ini yang paling sering dijumpai. Lihat contoh di surat An-Nas.
4. Namun, MUDHOF ILAIH juga bisa berupa ISIM NAKIROH. Dan tentu saja konsekuensinya berbeda dengan MUDHOF ILAIH berupa ISIM MAKRIFAT.
Coba perhatian beda dari dua contoh berikut:
“ثَوْبُ رَجُلٍ” (Baju laki-laki)
“ثَوْبُ الرَّجُلِ” (Baju laki-laki itu)
5. NAMA ORANG umumnya tertulis tanpa alif-lam dan tidak perlu diberi alif-lam karena sudah termasuk ISIM MAKRIFAT. Sehingga jika berkedudukan sebagai MUDHOF ILAIH tetap tidak diberi ALIF-LAM. Jadi jawaban dari pertanyaan di atas adalah “قَلَمُ حَامِدٍ” (Pena Si Hamid)
Wallahu a’lam.